I’tikaf ialah diam
(berhenti) didalam mesjid dengan cara yang tertentu, sebagaimana akan
dijelaskan nanti. Hukum I’tikaf itu sunnat pada tiap-tiap waktu, terlebih lagi
sesudah tanggal 20 ramadhan sampai akhirnya.
Dari Aisyah, “
Rasulullah Saw melakukan I’tikaf pada
sepuluh hari-hari akhir ramadhan sampai beliau meninggal dunia.” (riwayat
Bukhari dan Muslim)
Rukun I’tikaf
1.
Niat. Kalau mengerjakan I’tikaf yang
dinazarkan, maka wajib berniat fardu agar berbeda dengan sunat.
2.
Berhenti dalam masjid sekurang-kurangnya
sekedar yang dinamakan berhenti
Firman
Allah Swt:
“(tetapi)
janganlah kamu campuri mereka (istri kamu) itu, sedangkan ber’itikaf dalam
masjid.” (Al-baqarah: 187)
3.
Orang yang beri’tikaf disyaratkan: orang
Islam, berakal, suci dari hadas besar
Yang membatalkan
I’tikaf
1.
Bersetubuh
2.
Keluar dari masjid dengan tidak ada uzur
(halangan)
Penulis : Erwin Romansah
Referensi : buku “Fiqih Islam”
0 komentar:
Posting Komentar