1.
Orang yang menyerukan adzan dan iqamah
hendaklah orang yang sudah mumayiz (berakal, walaupun sedikit).
2.
Hendaklah dilakukan sesudah masuk waktu
salat, kecuali azan subuh. Boleh dikumandangkan sejak tengah malam.
Menurut
hadis:
“dari
Jabir Bin Samurah. Ia bercerita, “bilal azan apabila matahari tengah
tergelincir, tidak dikuranginya lafaz azan itu, kemudian ia belum iqamah
(qamat) sehingga nabi Saw. Keluar. Apabila beliau telah keluar, barulah bilal
iqamah, yaitu setelah melihat beliau.” (riwayat ahmad dan muslim)
3.
Orang yang azan dan iqamah itu hendaklah
orang islam (muslim). Orang kafir tidak boleh azan dan iqamah.
4.
Kalimat azan dan iqamah hendaklah
berturut-turut, berarti tidak diselang dengan kalimat lain atau diselang dengan
berhenti yang lama.
5.
Tertib, artinya kalimat-kalimatnya
teratur sebagaimana yang tersebut diatas.
Penulis : Erwin Romansah
Referensi : buku “Fiqih Islam”
0 komentar:
Posting Komentar